Pada hari dimana aku mulai masuk jenjang sekolah yaitu
mas ataman kanak-kanak (TK) aku merasa mlai merasakan sedikit demi sedikit
sendirian tanpa orang tua di tempat luas tanpa pendamping atau orang yang aku
kenal. Di kala saat aku mulai mendaftar, membeli seragam, membeli segala
kebutuhan untuk pertama kali memasuki jenjang pendidikan awalnya aku senang dan
riang, seperti anak kecil pada umumnya segalanya dilakukan jika dia merasa
senang. Hari pertama saat masuk ke sebuah tempat dengan bangunan yang berwarna
warnni dan banyak sekali penjaja makanan di sekitar area sekolah, aku melihat
begitu banyak keramaian, tangisan, jeritan, aku hanya bisa menggenggam tangan
ayahku saat awal masuk ke TK,entah apa yang harus aku lakukan kala itu, namun
satu hal yang aku tahu yaitu kenapa aku harus disini, kenapa aku tidak tau apa
yang harus aku lakukan saat ini, entah kenapa saat itu aku merasa tidak tau apa
yang aku lakukan, entah itu terjadi pada aku saja atau smeua anak mengalami
itu. Ayahku satu- satunya tangan yang aku genggam pun kemudian mulai
mengucapkan “Ayah harus berangkat ngajar, kamu sekolah dulu ya nanti ayah
jemput” pertanyaan yang membuatku terdiam dan aku tiba-tiba mulai merasakan
terenyuh saat perlahan ayahku mulai melepaskan tanganku dari genggamannya aku
mulai mengejar ayahku kembali dan mengatakan
suatu hal “aku pulang aja yah”, ayahku langsung kemudian tersenyum dan
kembali mengatakan “disini tempat kamu belajar dan mulai kenal dengan apa itu
guru dan teman, mana yang benar dan salah, dan tempat untuk kamu bermain”
kemudian aku mulai terdiam denga maksud mengiyakan perkataan ayahku itu, dengan
ramahnya seorang wanita yang disebut guru itu menyapa “ Selamat pagi anak-anak”
aku mulai mengerti orang tua itu adalah guru entah fungsinya apa tapi aku ingin
tetap pulang dan mengarungi hari petama hanya dengan –diam-.
Saat jam pelajaran usaipun aku meninggalkan kelas
tanpa melihat dimana guru itu tadi dan aku piker aku yang pertama kali
meninggalkan kelas dan tanpa –berpamitan- lantas akupun dipanggil dan diajarkan
apa itu arti sebuah kata permisi.
Sepulangnya dari sekoah aku pun mengatakan pada ayahku
besok aku mau main sama ibu, lantas ayahkupun hanya tersenyum dan mengajakku ke
dalam sebuah minimarket yang ayahku tau aku senang berada disana karena suhunya
yang dingin, ayahkupun lantas membeli sebuah mainan dan langsung mengajakku
keluar, memang kadang sekalipun aku tidak membeli apa-apapun yang penting masuk
ke minimarket yang dingin pun aku sudah sangat senang.
Setibanya dirumah aku langsung digantikan ibuku baju
dan mulai menceritakan, bukan menceritakan awal masuk sekolah tetapi
menceritakan perjalananku pulang yang sempat menghampiri minimarket yang dingin
dan aku berlarian disana, karna mungkin ibuku sudah tau bahwa aku tidak suka
sekolah karena malamnya aku mulai menangis karena aku berpikir sekolah itu
buang buang waktu main sama ibu dan nonton tv.
Selang berapa waktu ibuku yang begitu hafal dengan
kebiasaanku dan kesukaanku dengan tempat dingin, dan akhirnya suatu saat ibuku
pun membeli sebuah kulkas, dengan pemikiran positif bahwa itu untukku yang suka
dingin karna dulu masih belum ada AC. Tapi akhirnya ibuku juga bilang kalo itu
buat ngawetin makanan supaya bisa lebih higienis dan awet juga menjaga
kesegaran makanan yang ada di dalamnya supaya tidak cepat busuk, nah selain itu
juga karena di desaku waktu itu masih belum ada kulkas atau almari pendingin
sehingga ibukupun berinisiatif untuk berjualan es batu dan juga sebuah es lilin
untuk dijual ketetangga-tetangga karna sering sekali banyak yang membutuhkan es
batu dan juga untuk tambahan es lilin juga.
Sampai saat ini aku yang sudah berada di bangku kuliah
masih menggunakan kulkas sejak aku TK waktu itu, hari demi hari aku masih
bersama kulkasku yang dulu sampai pernah mengganti lampu kulkas yang berwarna
kuning yang selalu aku lihat ketika dia akan menutup dan lampunya mati. Hingga pernah
sekali tertusuk pisau di bagian freezer
karena bunga es yang terlalu banyak dan sampai sekarang masih tidak maksimal
dalam mendinginkan atau mengawetkan karna mesin yang ada di dalam kulkas yang
kata ibuku untuk membuat dingin sudah hamper rusak kaki untuk penyangganya pun
sudah patah tapi kami tetap memakainya.
Untuk itu di event elevania ini aku ingin
mempersembahkan sebuah kulkas http://www.elevenia.co.id/ctg-kulkas
untuk ayah dan ibuku karena dimataku ayahku yang memerlukan kesegaran saat
pulang bekerja dan juga ibuku untuk mengawetkan makanan dan daging di kala hari
raya qurban tiba tidak terlalu gelisah. aku hanya banyak berharap selagi di
bangku kuliah aku sudah bisa membantu kedua orang tua, membanggakan dengan
menang suatu perlombaan untuk membantu masuk universitas pun aku sudah beryukur
sekali. Untuk kedua orang tuaku yang tercinta ku tuliskan sebuah sepenggal
kenangan yang mungkin tak semuanya masih kalian ingat ya, adel sayang ayah ibu J