Di awal
langkahku menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan penuh bangga
menuju awal baru dan kehidupan yang lebih nyata untuk menentukan masa depan,
dimulai dengan sesi pengumuman hingga daftar ulang aku melaluinya dengan penuh harap dan bangga
bisa masuk dengan jurusan yang aku sendiri inginkan yaitu sistem informasi,
meskipun aku belum pernah menyentuh bahkan hanya ingin menjadi seorang yang
ahli di bidang program kala itu.
Awal
masa PPKMB aku merasa mungkin akan menjadi saat paling sibuk di UNAIR dan aku
tau kabar bahwa kawanku Anis (teman perjuanganku lomba hingga mnemaniku di UNAIR meskipun dia di prodi kimia aku di SI) mengalami musibah kecelakaan kala itu membuatku
bertanya pada teman SMA ku apa penyebabnya hingga dia bisa mengalami
kecelakaan, aku dengar dia hanya jatuh dari motor dan luka biasa, aku bersyukur
dia tak terluka parah kala itu.
Hari
dimana aku tau saat akan mulai masa orientasi siswa untuk maba 2016 aku sekilas
melihat Anis berjalan dengan dibantu seseorang, inginku mendekatinya tapi
kupikir lebih baik menanyakan pada temannya terlebih dahulu apa yang terjadi
padanya, Farah temanku satu fakultas denganku bilang “ jarene deke iku pasca
kecelakaan ada gangguan di saraf tulang belakang” seketika aku mulai berfikir
bahwa kecelakaan yang dialaminya parah namun dia mengatakan tidak apa-apa.
Suatu
hari saat ada acara pengukuhan untuk maba tiba aku mendengar kabar seusai
pulang bahwa sepatu yang dikenakan Anis tertinggal, bukan aku menertawakan tapi
aku semakin terenyuh dengan keadaannya seakan penyakit yang dideritanya semakin
hari semakin parah dan menjadikan tiap anggota tubuhnya mengalami penurunan
fungsi. Suatu saat aku berpikir kenapa seorang Anis yang rajin, dan pandai
mengalami hal tersebut. Banyak teman yang tak mengetahui hal itu tapi di sisi
lain aku mulai beranjak ingin tau lebih jauh tapi apa daya dia selalu menutupi
sakitnya dan mengatakan “aku gak loro opo-opo”.
Suatu
ketika saat aku mengikuti acara seminar di pagi hari buta aku menerima pesan
dari grup alumni SMA ku yang mengabarkan, Innalillahi wa innalillahi rojiun
Anis Faizah telah meninggalkan kita, aku terdiam sejenak seakan tak emnyangka
hal itu padahal hari jumat aku masih bertemu dengannya. Entah mengapa malam
sabtu aku bermimpi tentang foto profil yang dia pakai di account LINE seakan dia menatap matahari dan berdoa kepada sang
kuasa, aku tak memikirkan hal tersebut karena yah aku pikir hanya terngiang
sejenak, namun kini aku merasa sangat kehingan teman seperjuangan, yang
mengerti apa artinya jerih payah dan menelan pahitnya kegagalan dan berani berusa
keras ketika jatuh. Aku turut mengungkapkan pesan kepada ibunda dari Anis
faizah karna aku tak bisa hadir di peristirahatannya yang terakhir, sungguh
betapa besar rasa bersalahku, aku harap kau mau memaafkanku atas semua
kesalahanmu, semua jasamu kenangan denganmu, apa yang kau sudah banyak ajarkan
padaku akan selalu menjadi ingatan dan halaman yang tak pernah terlewatkan
untuk di kenang.
Semoga kau tenang disana kawanku, semoga Allah menempatkanmu
di tempat terpuji di Sisinya, dan kami disini akan selalu bangga padamu ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar