Selasa, 15 November 2016

UNAIR Tempatku Singgah hingga Aku Berdiri Tegak Saat Ini


Sebelum aku menginjakkan kaki di tempat dimana aku sekarang melanjutkan jenjang pendidikan, aku tak pernah tau kemana aku akan ditempatkan oleh allah untuk menempuh jenjang pendidikan selanjutnya. Berbagai cara aku tempuh supaya aku dapat melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, dorongan serta harapan orang tua terus mendengung di kepala, entah beban seberat apa yang ku pikul saat itu. Aku mencoba untuk melangkahkan kaki dengan mencari ajang perlombaan mulai essay, LKTI, LKTIA, bussiness plan, hingga poster pun aku ikuti. Meskipun aku awalnya tak punya dasar apapun hanya bermodal niat yang kuat hingga suatu saat aku beranikan untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing di sekolah bagai mana cara penulisan karya yang baik dan benar, sudah banyak perlombaan yang memuntahkanku untuk lolos ke babak berikutnya.
                Aku sempat pernah lolos hingga babak final di suatu sekolah kedinasan yaitu STIS hal yag cukup menggembirakan ku dengar, bahkan aku tak menyangka, tapi setelah berangkat untuk mengikuti presentasi pada babak final, Allah belum memberiku jalan kemenangan, banyak sudah uang orang tua yang aku keluarkan untuk berangkat ke Jakarta waktu itu, rasa bersalah pun tak henti-hentinya mendengung dikepalaku. Hingga suatu saat ibuku mengatakan “yauweslah paling bakatmu gak ndek tulis menulis, duitmu udah habis akeh mending sinau seng temen kanggo UN”. Hal itu yang membuatku makin bersalah dan ingin semakin terpacu mengikuti lomba meskipun tanpa sepengetahuan orang tuaku.
                Hingga aku temukan lomba LKTIA yang diadakan UNAIR, tak berpikir banyak tentang harapan bisa maju ke babak berikutnya hingga menang pun tak ku kira, aku hanya bermodal niat untuk membuktikan kepada orang tua bahwa aku bisa membanggakannya dan membuktikan kalau aku bukan anak yang hanya bisa menghabiskan uang orangtua. Aku mulai mengajak Anis, teman seperjuanganku semenjak Mts hingga sekarang untuk mendapatkan piagam dengan tujuan sama untuk bisa lolos SNMPTN. “nis, onok lomba nang UNAIR, ayo melu mumpung daerahe cedak mbek akeh kenalan gawe nginep”  aku mengajaknya karena dia lah satu satunya orang yang memiliki semangat dan tujuan yang sama denganku.
                Mulai saat itu aku mulai mencari topik pembahasan dan juga tema yang tepat dan berpeluang untuk bisa menang, proses pengerjaan pun aku jalani hingga pengumuman lolos final yang tak kira akan terdengar lagi di telingaku, aku berlari menuju kelas kawanku Anis “nis alhamdulillah kene lolos, trus kokpiye iki?” lantas Anis pun menjawab “yo alhamdulillah, ayo nyiapno power point mbe dokumen kanggo berangkat mben”  dengan penuh semangat aku mengiyakannya.
                Hari presentasi pun tiba kami tiba saat malam sebelum hari dimana presentasi itu di mulai, saat presentasi aku merasa cukup tegang dimana sudah ada 2 juri yang menatapku untuk melihatku presentasian karyaku, satu hal yang membuatku lebih gugup adalah timku adlaah satu satunya SMA dan yang lain berasal dari MAN ( iyasih kan ini lomba Karya Tulis Ilmiah bertaraf Al Quran) yah itulah yang aku rasakan. Entah kenapa saat itu bertepatan timku berkesempatan presentasi pada urutan ke sepuluh (terakhir) yang menjadikanku tau bagaimana tim lain mempresentasikan karyanya masing-masing. Saat dimana aku maju, kami mendapatkan sebuah pertanyaan yang membuat kami tidak bisa menjawabnya hal itu lantas menurunkan semangat kami usai presentasi. Telah lama sudah setelah kami menunggu pengumuman kami sudah pasrah dengan hasil yang dibacakan, entah kenapa saat mendengar juara 2 terdengar namaku yang salah disebut sehingga kami mulai terkejut mendengar nama tersebut dan tak kiranya timku lah yang lolos dan meraih peringkat ke 2, tak henti hentinya kami mengucap maaf dan bersyukur, hingga saat ayahku menelfon “alhamdulillah, ndang sujud syukur dek” lantas aku amat bangga hari itu dan bisa menguir senyuman di wajah kedua orang tuaku.
                Tak henti-hentinya aku mengingat setiap detail moment itu karna itu saat dimana perjuanganku berujung keberhasilaan dan membanggakan orang tuaku khususnya. Hingga saat aku menuliskan ini pun mata ini terasa berkaca-kaca karena hal itu.
                


                             
  visit here --> http://www.unair.ac.id/       
                        http://bpp.unair.ac.id/ketentuanlomba    
                        #BanggaUNAIR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar