Rektor Unair Prof Dr M Nasih (kanan) bersama Ketua PIH Unair Suko Widodo
dalam Ngopi dan Dialog Unair-Pers di Surabaya, Senin, 23 Nopember 2015
(santrinews.com/humas)
Dikutip Dari Santrinews.com Surabaya – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mendorong para dosennya menuju peringkat
500 universitas terbaik dunia sebagai bagian program dari Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), yang ditargetkan pada
tahun 2018 mendatang.
“Untuk memenuhi target itu, kita harus sekuat tenaga
meningkatkan reputasi akademik, salah satunya dengan mengoptimalisasi
pemanfaatan dosen,” kata Rektor Unair, Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T.,CA.,Ak
dalam pertemuannya dengan sejumlah pewarta di Surabaya, Senin, 23 Nopember
2015.
Ia mengatakan, dalam mengoptimalisasi dosen merupakan
program empat pilar kebijakan yang telah digariskan Unair, yaitu keunggulan
akademik, keunggulan penelitian, keunggulan pelayanan masyarakat, dan
universitas holding.
“Dalam bidang keunggulan akademi, kami mendorong agar
program studi di Unair meraih akreditasi oleh lembaga nasional, regional, dan
internasional, sedangkan di bidang keunggulan penelitian bahwa kami terus
mendorong seluruh civitas akademik Unair untuk mempublikasikan riset ilmiahnya
dna terindeks lembaga di dunia,” paparnya.
Menurut dia, hasil riset atau penelitian dosen
tersebut juga harus dipublikasikan melalui media massa agar berguna bagi
masyarakat.
“Kami juga telah merencanakan pemisahan antara lembaga
penelitian dengan lembaga pengabdian masyarakat. Pemisahan ini dilakukan untuk
mengoptimalkan dosen yang berminat melakukan penelitian agar kami dapat
membantu masyarakat yang masih memerlukan bantuan,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga merencanakan keunggulan
pelayanan masyarakat yang menganggarkan dana sebesar Rp5 juta per dosen untuk
pengabdian masyarakat, serta pengoptimalisasi di bidang universitas holding
dengan mendorong hilirisasi produk-produk riset ke industri.
“Di bidang universitas holding ini, para dosen atau
mahasiswa juga bisa menggali berbagai sumber pendapatan baru bagi universitas
yang mencapai 50 persen anggaran universitas dengan mendorong hilirisasi produk
penelitian ke industri,” ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan pihaknya akan mendata
alumni karena selama ini pihaknya masih belum mengetahui keberadaan alumni yang
juga dinilai dari pihak QS-World University Ranking untuk melihat bagaimana
dunia internasional melihat Unair.
“Saya sendiri berharap agar Unair menjadi lembaga yang
berkualitas, berkontribusi secara nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
peradaban, berkontribusi nyata dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” terangnya.
Universitas yang masuk dalamn ranking 147 Asia itu,
juga diklaim sebagai perguruan tinggi negeri yang paling murah jika
dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya, terlihat dari biaya setiap
mahasiswa dalam setahun sebanyak Rp25 juta, sedangkan di Universitas Indonesia
(UI) sebanyak Rp55 juta setiap mahasiswa dalam setahun. (jaz/Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar