nah
sekarang kita beranjak pada karya anak bangsa dari hasil kreatifitas mahasiswa
UNAIR dengan memberdayakan bahan-bahan yang ada sehingga menjadi salah satu
pencetus solusi masalah sampah khususnya dan juga dapat menambah pundi-pundi
mumpung masih mahasiswa juga ya. Dikutip dari RADIO UNAIR - Masalah sampah kerap
menyita perhatian banyak pihak. Bermacam-macam aksi dilakukan para pecinta
lingkungan untuk mengurangi masalah berkaitan dengan sampah. Merujuk pada
undang undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pada 21 Februari
lalu pemerintah menerapkan kantong plastik berbayar. Tujuannya, mereduksi
jumlah sampah kresek.
Bertolak
dari itu, sejumlah mahasiswa UNAIR terinspirasi. Mereka membuat
inovasi reusable
bag yang bisa digunakan berulang sebagai pengganti tas kresek. Karya
tersebut berawal dari tugas membuat PKM saat ospek universitas. Terbersit ide
dari Indah Novitasari ( Akuntansi 2015), Miftakhul Jannah (Akuntansi 2015),
Aldian Alif Fitria (Sastra Inggris 2015) , Ma’shumatul Kurnia (Ekonomi Islam
2014), dan Aida fitriya(Keperawatan 2013) untuk membuat reusable
bag sebagai bentuk
kepedulian lingkungan.
Inovasi kantong plastik ini diberi
nama KARB atau Ksatria Airlangga Reusable Bag. Sebagai bentuk kebanggaan atas sebutan ksatria
muda airlangga. Juga, sebagai harapan agar menjadi pioneer mahasiswa UNAIR
untuk menggunakan reusable bag.
KARB sendiri memiliki banyak keunggulan. Diantaranya,
anti air, mampu menahan beban hingga 7 kg dan bisa dilipat menjadi bentuk yang
kecil. Saat ini, KARB tersedia dalam 3 desain. Dengan tulisan
#IndonesiaBebasSampah, Aku Diet Tas Kresek, dan I’m
Okay Without Plastic. Untuk promosi sendiri, tim KARB menggunakan media
sosial dan berencana melakukan roadshow di UNAIR serta PDD Banyuwangi.
“Kami
berharap bisa menjadi trendsetter untuk seluruh mahasiswa
UNAIR”, ujar Miftah, bagian pemasaran dari KARB.
Tanggal
7 April 2016, tim KARB on air di
Radio UNAIR dalam segmen SAGA untuk memperkenalkan inovasi mereka. Berikut
podcastnya. (*)
Nah dari kisah diatas apa nggak
malu kalo bergantung aja dengan buatan orang sedangkan kita hanya sebagai
konsumennya saja, tanpa ikut andil mengembangkan serta menemukan sesuatu yang
membantu seperti Podcast ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar