Pada dasarnya buku yang merupakan sumber
ilmu yang mana buku tersebut berperan menorehkan sumber ilmu baru yang dapat
dipelajari untuk orang lain, biasanya buku banyak kita jumpai di perpustakaan
sekolah / tempat kuliah utamanya. Nah kali ini berkaitan dengan buku lama
seperti yang dibahas pada peraturan PKM 2016 dalam penulisan daftar pustaka
yang harus mencantumkan buku dengan ketentuan 5 tahun terakhir dalam waktu
terbitnya, nah disitu dengan alasan bahwa supaya informasi yang didapat lebih
update, misalnya saja ketika kita menggunakan UUD sebagai Referensi tentunya
ada amandemen bukan ??
Nah tetapi tidak menutup kemungkinan
dari buku-buku lama itulah pengetahuan dan kemajuan teknologi dapat terbarui,
seperti yang dilansir dari UNAIR NEWS berikut ini
Perpustakaan UNAIR selalu memberikan
pelayanan terbaik. Saat ini, sudah ada LCD yang berisi data jumlah pengunjung
dan interaksi media sosial secara realtime yang terpampang di muka pintu masuk.
(Foto: UNAIR NEWS)
UNAIR NEWS – Bila berjalan sesuai rencana, pada 13 hingga 15
September mendatang, Perpustakaan UNAIR akan menggelar Bursa Buku Second
(bekas). Kegiatan yang dilaksanakan serempak di perpustakaan kampus A, B, dan C ini berisi setidaknya tiga kegiatan.
Pertama, penjualan
buku second. Kedua, barter buku dan tukar tambah. Ketiga,
pendonasian buku. Event ini dilaksanakan sebagai penyambutan
tahun akademik baru. Maka dari itu, diperkirakan para peserta yang datang
nantinya berasal dari mahasiswa beragam angkatan.
“Kakak angkatan
yang ingin menyumbangkan buku, atau saling barter, bisa datang kemari,” ujar
Humas Perpustakaan, Agung B. Kristiawan. “Kalau dia mau jualan buku bekasnya
juga tidak masalah. Fleksibel saja,” imbuhnya.
Untuk keterangan
lebih lanjut, mereka yang berminat ikut dalam bursa buku second ini, bisa
membuka laman www.lib.unair.ac.id.
Khususnya, bagi mereka yang ingin ikut membuka stand. Nantinya,
mereka bakal berhadapan secara langsung dengan seluruh pengunjung perpustakaan
yang makin hari makin banyak. Pasti sangat menyenangkan.
Apa yang digelar ini juga sebagai upaya turut
menyemarakkan hari berkunjung ke perpustakaan yang biasanya diperingati saban
15 September. Agung menerangkan, perpustakaan mesti dibuat sedemikian rupa agar
menjadi tempat beraktifitas bagi mahasiswa yang nyaman. Dengan demikian, mereka
betah di situ dan ‘mengenyangkan’ diri dengan membaca buku yang tersedia.
Selama ini, perpustakaan terus melakukan
pembenahan. Sudah banyak pula terobosan yang dibuat. Di antaranya, digitalisasi
sistem loker yang dilengkapi barcode.
Dan yang tak kalah menarik, terdapat laporan jumlah pengunjung dan interaksi
media sosial realtime yang terpampang di pintu masuk. (*)
Penulis:
Rio F. Rachman
Editor : Dilan Salsabila
Editor : Dilan Salsabila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar